Thursday, January 19, 2012

Tidak Terasa (kamis sore)

Dulu gw blm ngerti apa yg di maksud perjalanan hidup. gw cuma bs main, minta uang dan jalan-jalan sesuka gw. blm tau apa arti kekerabatan hubungan spesial bahkan hubungan rumah tangga.
Tapi setelah terjadi permasalahan di dlm keluarga gw, saat itu mulai terbuka dan menyadari makna dari setiap arti. permasalahan yang selalu datang dan pergi membuat gw dan ayah menjadi kuat bahkan kebal... sejak awal duduk bangku SMK, bokap uda jadi "single parent" dan berjalan melewati hidup selama 3 tahun. namun setelah itu dia menemukan pasangan baru dan menikah. pernikahan yang di awali kemudian di jalani dalam batas wajar dan manis. namun perlahan terlihat tidak sehat dlm menjalani rumah tangganya (yg gw perhatikan) walaupun pd saat itu. gw sibuk kuliah dan jarang dirumah. singkat cerita pd akhirnya bokap gw cerai utk kedua kalinya. itu sudah menjadi keputusan yg tepat pada saat itu. tapi dibalik semua itu, terdapat rasa sepi khususnya yg gw rasain. krn gak gampang utk bersosialisasi pada keluarga baru yg gw kenal utk menjadi keluarga inti.

Gunjingan serta cibiran yg terdengar selalu menjadi sebuah pelajaran berharga utk motivasi gw dan bokap utk menjadi yg terbaik dalam menjalani ini. tawa,canda,bahagia,sedih,tangis bahkan hening uda gw rasain semua. bahkan dari makan nasi bungkus sampe resto bintang lima uda gw coba. dan itu gak buat gw sombong. banyak nasib anak-anak korban perceraian seperti gw ancur. gw tau, klo gw gak sebaik dan gak sempurna seperti anak CUPU dan TAAT BERAGAMA, tp gw masih pny control yg bs dijadikan patokan bahkan acuan agar gak terlalu termakan zaman dan pergaulan sekarang.

Dan baru hari ini, gw buka blog yg uda 3tahun gak dibuka semenjak zaman kuliah dulu.. "hahahahaha kocak bgt" langsung inget zaman kuliah dulu. sekarang tnp terasa gw uda lulus. bersyukur sih. tp msh ada yg kurang kurang (namanya manusia gak pernah puas). Dulu yang asih bocah berangkat sekolah dianter, pas gw berkaca ternyata gw uda dewasa yg dimana klo pergi uda bs sendiri. waktu begitu cpt meninggalkan kita  semua.tanpa terasa gw bahkan loe smua uda segede gini..... #renungan untuk kita semua#

Wednesday, January 18, 2012

Gaya Hidup Para Ekspatriat Bergaji Besar di Indonesia

Para pekerja asing alias ekspatriat di Indonesia ternyata rata rata memiliki gaji yang jauh lebih besar dibanding pekerja lokal. Tidak mengherankan bila banyak pula diantara mereka mendapatkan gaji di atas Rp100 juta per bulannya. Nah, bagaimanakah gaya hidup mereka dengan gaji besar selama di Indonesia?

Seperti di kutip dari VIVAnews edisi 25 Oktober 2010 bahwa sebagian besar para ekspatriat ini menggunakan gaji yang diterimanya untuk konsumsi. Angka konsumsi mencapai 49 persen dari total pendapatan.
Menurut Hasil Survei Tenaga Kerja Asing 2009 yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap 365 pekerja asing yang berdomisili di kota-kota di Pulau Jawa, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau/Riau dan Bali, dirilis akhir pekan ini mengungkapkan sebagian besar konsumsi tersebut umumnya digunakan untuk keperluan makan, hiburan, rekreasi dan olahraga. Sedangkan sisa pendapatan mereka sebesar 31 persen ditabung, dan sisanya 20 persen lagi dikirim ke negara asalnya (remitansi).
Adapun rata-rata pendapatan para ekspatriat ini antara Rp25 juta sampai Rp50 juta. Itu belum termasuk tunjangan. Gaji lebih tinggi lagi didapat pekerja asing yang menjabat posisi direktur atau manajer. gaji mereka antara Rp 75 juta sampai Rp100 juta. Bahkan ada yang bergaji di atas Rp125 juta.
Dibeberkan pula, sebagian besar perusahaan pembayar gaji pekerja asingnya adalah perusahaan di Indonesia (57 persen) dan mayoritas dilakukan dengan cara mentransfer ke rekening bank di Indonesia (67 persen). Sementara itu, jumlah responden yang pembayaran gajinya dilakukan oleh kantor pusatnya di luar negeri hanya sebesar 20 persen.


Aksesibilitas pekerja asing terhadap sektor perbankan juga cukup tinggi. Hal ini tercermin dari banyaknya responden (90 persen) yang menggunakan bank sebagai sarana penyimpanan uangnya dan hanya sebagian kecil (10 persen) yang tidak menyimpan uangnya di bank.
Alasan responden tidak menggunakan jasa perbankan utamanya berkaitan dengan alasan birokrasi (37 persen) yaitu keengganan mereka mengurus kelengkapan surat-surat dan dokumen yang diperlukan.
Sebagian besar pekerja asing juga menyatakan melakukan pengiriman uang ke negara asalnya (58 persen) dan pada umumnya dilakukan secara rutin (53 persen). Responden yang melakukan remitansi sebagian besar berada pada level jabatan manajer (36 persen) dan direktur (21 persen).
Adapun menurut frekuensi remitansinya, level jabatan direktur lebih banyak melakukan remitansi secara rutin (60 persen), sedangkan level jabatan yang paling sedikit melakukan remitansi secara rutin adalah kelompok jabatan profesional (47 persen).
Rata-rata nilai remitansi yang dilakukan responden umumnya kurang dari Rp10 juta (41 persen). Jika dibandingkan dengan rata-rata gaji TKA sebesar Rp25 juta – Rp50 juta/bulan, maka porsi dari gaji yang dikirim ke negara asalnya berkisar antara 20 persen – 40 persen.
Berdasarkan level jabatannya, jumlah pekerja yang paling banyak melakukan remitansi kurang dari Rp10 juta adalah supervisor (64 persen) dengan persentase remitansi terhadap gaji rata-rata sebesar 23,1 persen. Sementara itu pada kelompok jabatan profesional, sebanyak 5 persen responden melakukan remitansi dengan nilai rata-rata di atas Rp125 juta dan persentase remitansinya sebesar 49,9 persen. [sumber: vivanews.com]

Sosialita Salah Kaprah Di Indonesia

Kalangan sosialita di Indonesia sepertinya sudah banyak ditemukan,negara Indonesia yang notabene hanyalah negara berkembang di wilayah Asia Tenggara. Jadi seorang sosialita adalah seseorang yang memiliki karakter kuat untuk menggerakkan masyarakat, membagi sesuatu yang lebih kepada orang lain untuk menghasilkan sesuatu yang lebih. Sosialita adalah kalangan yang memang berasal dari keluarga kaya atau seseorang yang berpengaruh dan punya kemampuan. Mereka mampu menarik masyarakat menjadi sesuatu hal yang positif. Jadi, ada sosok pribadi yang menonjol dalam diri sosialita,  bukan berkelompok seperti kebanyakan sosialita di Indonesia.

Sosok sosialita seharusnya memiliki sesuatu yang dibanggakan dan mempunyai penghargaan atas dirinya, nilai kemanusiaan dan kejujuran,  dan bukan sesuatu yang semu. Sosialita harus memiliki kepercayaan diri, menggali dan mempelajari kelebihan diri dan tidak menggunakan topeng di balik sesuatu yang palsu dan semu. Sosialita, terutama perempuan, harus menjadi inspirasi, memiliki kekuatan dan karakter yang membanggakan, serta berkontribusi terhadap masyarakatnya. Perempuan kalangan atas seharusnya tidak dilihat dan menonjol karena menjadi istri tokoh ternama.  Sosialita juga merupakan suatu jejaring sosial yang sangat ekslusif yang tak bisa dimasuki oleh sembarang orang, meskipun dia seorang pejabat negara, selebritas, pengusaha apalagi rakyat biasa. Penampilan mereka di depan publik pun biasanya sangat fashionable. Di Amerika Serikat, sosialita kali pertama muncul sebagai akibat konsentrasi kekayaan kaum borjuis dalam rentang 1877-1893. Di Indonesia sosok sosialita dalam arti sebenarnya bisa didapati dari diri Dewi Soekarno.



Pengertian sosialita di Indonesia sudah salah kaprah. Mengapa bisa dibilang begitu?. Ini karena mereka berkontribusi terhadap masyarakat secara berkelompok. Kalaupun mereka mengadakan penggalangan dana, misalnya, mereka beramal ramai-ramai, tidak ada sosok yang menonjol. Gaya hidup yang dijalani sebatas untuk mendapatkan pengakuan atas kekayaannya, untuk membangun citra diri semu. Perempuan berpenghasilan tinggi dengan gaya hidup sekelas sosialita boleh jadi jumlahnya tidak banyak di Indonesia mereka yang terjebak dalam kesenangan, tak mampu menunda kesenangan, dan menikmati penderitaan sementara adalah kalangan yang fokus pada lifestyle dan mengabaikan wealthstyle. Gaya hidup tak sesuai kemampuan kemudian mendorong mereka cenderung mengambil jalan pintas dengan menghalalkan segala cara. Kasus Malinda Dee menjadi contoh nyata keberadaan sosialita semacam ini di Indonesia. Mereka ingin merasakan kenyamanan yang semu.  Kalangan ini tak mampu hidup dalam ketidaknyamanan dan menjadi manusia yang tak bertumbuh.
Kebanyakan sosialita di Indonesia menghabiskan dana jutaan untuk perawatan tubuh dan kecantikan. Biaya perawatan tubuh lebih tinggi dibandingkan anggaran belanja tas yang bernilai ratusan juta per buahnya. Saat menghadiri pesta atau peluncuran program bank yang bekerja sama dengan merek tertentu  mereka lebih banyak menghabiskan uang untuk manicure pedicure dan perawatan lainnya. Mereka bahkan ada yang sudah tidak tahu caranya mencuci rambut sendiri.  Gaya hidup yang juga tinggi adalah, saat menghadiri pesta mereka, harus mengenakan busana bermerek beserta aksesori dengan merek sama dari  ujung rambut ke ujung kaki. Jadi yang mengherankan yang menonjol dari karakter sosialita di Indonesia adalah gaya hidupnya, mereka saling menandingi  dalam hal kepemilikan sejumlah barang bermerek hingga barang mewah, termasuk kendaraan.
sosialita indonesia, pengertian sosialita, sosialita adalah, sosialita, wanita sosialita, arti sosialita, kalangan sosialita, gaya hidup sosialita, wanita sosialita indonesia.

JAP STYLE | MODIFICATION






Aliran JAP Style, gaya tongkrongannya macho banget, cuek , flash back ke era tahun 70 - 80 an. Di Indonesia biasanya pemakai Honda CB lebih dominan dengan aliran ini. Di Jepang aliran JAP style banyak digandrungi anak muda, tentunya dengan berbagai varian modifikasi dari yang classic JAP STYLE sampai yang extreme JAP STYLE.
JAP Style, it looks really macho, cool, back to the era of the 70-80 an. In Indonesia, Honda CB users are usually more dominant in this style. In Japan, JAP style much loved youth both boys and girls, of course, with different variants of the classic modification to the extreme.

Aliran JAP Style, gaya tongkrongannya macho banget, cuek , flash back ke era tahun 70 - 80 an. Di Indonesia biasanya pemakai Honda CB lebih dominan dengan aliran ini. Di Jepang aliran JAP style banyak digandrungi anak muda baik cowok maupun cewek, tentunya dengan berbagai varian modifikasi dari yang classic sampai yang extreme.

Berbagai Dampak Buruk Blackberry

Memiliki telepon seluler pintar semacam Blackberry memang menyenangkan. Tak hanya menghibur, tapi juga bermanfaat untuk pekerjaan. Tak heran jika jumlah penggunanya terus meningkat di seluruh dunia.
Namun, di balik nilai positif yang ditawarkan, perangkat canggih itu ternyata menyimpan sejumlah efek buruk yang dapat mengganggu kesehatan penggunanya.
1. Membuat Ketagihan
Perangkat telepon seluler pintar ini begitu mudah membuat pemiliknya merasa kecanduan. Studi Rutgers University pada 2006 menyimpulkan, Blackberry dan perangkat serupa memicu kenaikan penggunaan internet yang cukup signifikan, namun berdampak buruk bagi kesehatan mental.
2. Mengganggu Tidur
Dengan layanan internet 24 jam, perangkat Blackberry akan bergetar atau berdering setiap saat, ketika ada email dan pesan singkat masuk. Dan setiap saat pula, pengguna akan memainkan Blackberry-nya, termasuk ketika sudah berada di tempat tidur. Tak jarang pula, pengguna begitu sensitif dengan getar Blackberry, sehingga mudah terbangun dari tidur untuk membuka pesan yang masuk.
Kebiasaan menyanding Blackberry di tempat tidur inilah yang akhirnya membuat tidur tak berkualitas. Dampak selanjutnya, tentu menyerang kesehatan. Bukan rahasia lagi bahwa rendahnya kualitas tidur berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.
Sebuah penelitian mengungkap, pengguna Blackberry yang memiliki kebiasaan memainkannya sebelum tidur rentan mengalami insomnia, sakit kepala dan kesulitan berkonsentrasi. Penelitian yang dilakukan Uppsala University di Swedia menambahkan bahwa radiasi telepon seluler bisa mengganggu aktivitas tidur.
3. Memicu Cemas
Memiliki telepon selular cerdas semacam Blackberry memang menyenangkan bagi sebagian orang. Dengan Blackberry, aktivitas berkirim email, chatting, hingga berselancar di internet bisa dilakukan bersamaan, kapan saja dan di mana saja. Banyak pula yang mengandalkannya untuk urusan pekerjaan.
Studi yang dilakukan MIT’s Sloan School of Management pada 2007 mengungkap, penggunaan Blackberry membentuk budaya stres di tempat kerja. Fasilitas internet 24 jam yang dijagokan telepon seluler pintar itu mengacaukan waktu luang pekerja. Tugas dan hal-hal yang menyangkut pekerjaan bisa hadir kapanpun, termasuk kala sedang libur.
4. Melemahkan Otak
Di balik kemudahan yang diberikan, Blackberry berisiko melemahkan daya konsentrasi penggunanya. Karakternya yang mampu membuat pengguna melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan (multitasking) cenderung membuat seseorang kesulitan menyerap informasi lantaran fokusnya mudah beralih dari satu hal ke hal lain.
“Sebagai multitasker, otak mereka dibanjiri terlalu banyak informasi, akibatnya mereka tidak selektif lagi untuk memilah informasi yang penting dengan cepat”, kata Dr David W Goodman, Direktur Pusat Gangguan Psikologis di Maryland, Baltimore.
Untuk itu, ia menyarankan para pengguna Blackberry agar tidak mengaktifkan jaringan internetnya selama 24 jam. “Buat jadwal untuk membuka email, misalnya satu jam sekali, atau dua jam sekali”, kata Goodman. “Jangan menjadikan diri sebagai budak getar atau dering Blackberry”.

Friday, November 21, 2008

bahaya narkoba pada diri kita

Bahaya narkoba atau narkotika telah diketahui secara luas. Namun masih, saja banyak yang doyan menikmati barang laknat itu. Kali ini eL-Ka, menguraikan apa saja sih yang termasuk dalam golongan narkoba dan bahayanya. Agar kita semua menghindarinya.



Mitra muda, tak dapat dipungkiri bahwa narkoba merupakan wabah paling berbahaya yang menjangkiti manusia di seluruh pelosok bumi. Tidak diragukan lagi, bahwa kelemahan iman dan ketidakbersimpuhan kepada Allah dalam segala kesulitan merupakan faktor terpenting yang mengkondusifkan kecanduan narkoba.
Manusia yang taat beragama pasti akan jauh dari neraka narkoba. Tidak mungkin dia akan mengulurkan tangannya pada narkoba, baik membeli, mengedarkan, maupun menyelundupkannya. Sebab, jalan narkoba adalah jalan setan dan jalan Allah tidak mungkin bertemu dengan jalan setan.
Dr. Hassan Syamsi Pasya dalam bukunya yang berjudul Hamasa fi Udzun Syâb (Bisikan di Telinga Pemuda) menjelaskan bahwa jenis narkoba yang paling berbahaya adalah jenis narkotika yang menyebabkan ketagihan mental maupun organik, seperti opium dan derivasi turunannya.Nama-nama dan jenis narkoba serta bahayanya antara lain:
1. OpiumOpium adalah jenis narkotika yang paling berbahaya. Dikonsumsi dengan cara ditelan langsung atau diminum bersama teh, kopi atau dihisap bersama rokok atau syisya (rokok ala Timur Tengah). Opium diperoleh dari buah pohon opium yang belum matang dengan cara menyayatnya hingga mengeluarkan getah putih yang lengket.
Pada mulanya, pengonsumsi opium akan merasa segar bugar dan mampu berimajinasi dan berbicara, namun hal ini tidak bertahan lama. Tak lama kemudian kondisi kejiwaannya akan mengalami gangguan dan berakhir dengan tidur pulas bahkan koma.
Jika seseorang ketagihan, maka opium akan menjadi bagian dari hidupnya. Tubuhnya tidak akan mampu lagi menjalankan fungsi-fungsinya tanpa mengonsumsi opium dalam dosis yang biasanya. Dia akan merasakan sakit yang luar biasa jika tidak bisa memperolehnya. Kesehatannya akan menurun drastic. Otot-otot si pecandu akan layu, ingatannya melemah dan nafsu makannya menurun. Kedua matanya mengalami sianosis dan berat badannya terus menyusut.
2. MorphineOrang yang mengonsumsi morphine akan merasakan keringanan (kegesitan) dan kebugaran yang berkembang menjadi hasrat kuat untuk terus mengonsumsinya. Dari sini, dosis pemakaian pun terus ditambah untuk memperoleh ekstase (kenikmatan) yang sama.
Kecanduan bahan narkotika ini akan menyebabkan pendarahan hidung (mimisan) dan muntah berulang-ulang. Pecandu juga akan mengalami kelemahan seluruh tubuh, gangguan memahami sesuatu dan kekeringan mulut. Penambahan dosis akan menimbulkan frustasi pada pusat pernafasan dan penurunan tekanan darah. Kondisi ini bisa menyebabkan koma yang berujung pada kematian.
3. HeroinBahan narkotika ini berbentuk bubuk kristal berwarna putih yang dihasilkan dari penyulingan morphine. Menjadi bahan narkotika yang paling mahal harganya, paling kuat dalam menciptakan ketagihan (ketergantungan) dan paling berbahaya bagi kesehatan secara umum.
Penikmatnya mula-mula akan merasa segar, ringan dan ceria. Dia akan mengalami ketagihan seiring dengan konsumsi secara berulang-ulang. Jika demikian, maka dia akan selalu membutuhkan dosis yang lebih besar untuk menciptakan ekstase yang sama. Karena itu, dia pun harus megap-megap untuk mendapatkannya, hingga tidak ada lagi keriangan maupun keceriaan. Keinginannya hanya satu, memperoleh dosis yang lebih banyak untuk melepaskan diri dari rasa sakit yang tak tertahankan dan pengerasan otot akibat penghentian pemakaian.
Pecandu heroin lambat laun akan mengalami kelemahan fisik yang cukup parah, kehilangan nafsu makan, insomnia (tidak bisa tidur) dan terus dihantui mimpi buruk. Selain itu, para pecandu heroin juga menghadapi sejumlah masalah seksual, seperti impotensi dan lemah syahwat. Sebuah data statistik menyebutkan, angka penderita impotensi di kalangan pecandu heroin mencapai 40%.
4. CodeineCodeine mengandung opium dalam kadar yang sedikit. Senyawa ini digunakan dalam pembuatan obat batuk dan pereda sakit (nyeri). Perusahaan-perusahaan farmasi telah bertekad mengurangi penggunaan codeine pada obat batuk dan obat-obat pereda nyeri. Karena dalam beberapa kasus, meski jarang, codeine bisa menimbulkan kecanduan.
5. KokainKokain disuling dari tumbuhan koka yang tumbuh dan berkembang di pegunungan Indis di Amerika Selatan (Latin) sejak 100 tahun silam. Kokain dikonsumsi dengan cara dihirup, sehingga terserap ke dalam selaput-selaput lendir hidung kemudian langsung menuju darah. Karena itu, penciuman kokain berkali-kali bisa menyebabkan pemborokan pada selaput lendir hidung, bahkan terkadang bisa menyebabkan tembusnya dinding antara kedua cuping hidung.
Problem kecanduan kokain terjadi di Amerika Serikat, karena faktor kedekatan geografis dengan sumber produksinya. Dengan proses sederhana, yakni menambahkan alkaline pada krak, maka pengaruh kokain bisa berubah menjadi sangat aktif. Jika heroin merupakan zat adiktif yang paling banyak menyebabkan ketagihan fisik, maka kokain merupakan zat adiktif yang paling bayak menyebabkan ketagihan psikis.
Setiap tahun, Amerika Serikat membelanjakan anggaran 30 miliar dollar untuk kokain dan krak. Tak kurang dari 10 juta warga Amerika mengonsumsi kokain secara semi-rutin. Pemakaian kokain dalam jangka pendek mendatangkan perasaan riang-gembira dan segar-bugar. Namun beberapa waktu kemudian muncul perasaan gelisah dan takut, hingga halusinasi.
Penggunaan kokain dalam dosis tinggi menyebabkan insomnia (sulit tidur), gemetar dan kejang-kejang (kram). Di sini, pecandu merasa ada serangga yang merayap di bawah kulitnya. Pencernaannya pun terganggu, biji matanya melebar, dan tekanan darahnya naik. Bahkan terkadang bisa menyebabkan kematian mendadak.
6. AmfitamineObat ini ditemukan pada tahun 1880. Namun, fakta medis membuktikan bahwa penggunaannya dalam jangka waktu lama bisa mengakibatkan risiko ketagihan. Pengguna obat adiktif ini merasakan suatu ekstase dan kegairahan, tidak mengantuk, dan memperoleh energi besar selama beberapa jam. Namun setelah itu, ia tampak lesu disertai stres dan ketidakmampuan berkonsentrasi, atau perasaan kecewa sehingga mendorongnya untuk melakukan tindak kekerasan dan kebrutalan.
Kecanduan obat adiktif ini juga menyebabkan degup jantung mengencang dan ketidakmampuan berelaksasi, ditambah lemah seksual. Bahkan dalam beberapa kasus menimbulkan perilaku seks menyimpang. Termasuk derivasi (turunan) obat ini adalah obat yang disebut “captagon”. Obat ini banyak dikonsumsi oleh para siswa selama musim ujian, padahal prosedur penggunaannya sebenarnya sangat ketat dan hati-hati.
7. GanjaGanja memiliki sebutan yang jumlahnya mencapai lebih dari 350 nama, sesuai dengan kawasan penanaman dan konsumsinya, antara lain; mariyuana, hashish, dan hemp. Adapun zat terpenting yang terkandung dalam ganja adalah zat trihidrocaniponal (THC).
Pemakai ganja merasakan suatu kondisi ekstase yang disertai dengan tawa cekikikan dan terkekeh-kekeh tanpa justifikasi yang jelas. Dia mengalami halusinasi pendengaran dan penglihatan. Berbeda dengan peminum alkohol yang terkesan brutal dan berperilaku agresif, maka pemakai ganja seringkali malah menjadi penakut.
Dia mengalami kesulitan mengenali bentuk dan ukuran benda-benda yang terlihat. Pecandunya juga merasakan waktu berjalan begitu lambat. Ingatannya akan kejadian beberapa waktu yang lalu pun kacau-balau. Matanya memerah dan degup jantungnya kencang. Jika berhenti mengonsumsi ganja, dia akan merasa depresi, gelisah, menggigil dan susah tidur. Namun kecanduan ganja biasanya mudah dilepaskan. Dalam jangka panjang, pecandu ganja akan kehilangan gairah hidup. Menjadi malas, lemah ingatan, bodoh, tidak bisa berkonsentrasi dan terdorong untuk melakukan kejahatan.
Satu hal yang menarik, ternyata ulama-ulama Islam telah mengenal karakteristik hashish (ganja) dan mendeskripsikannya secara detail. Ibnu Hajar al-Haitsami misalnya menjelaskan, memakan daun ganja mengandung 120 macam bahaya yang bersifat agama dan dunia. Di antaranya, menyebabkan pikun (lupa), kematian mendadak, gangguan fungsi akal dan selalu gemetaran. Ganja juga menghilangkan rasa malu, muru’ah, kecerdasan, memutus keturunan, mengeringkan sperma dan menyebabkan impotensi.
Pengaruh NarkobaTidak diragukan lagi, kata Dr Pasya, bahwa pecandu narkoba pada dasarnya adalah orang mati di tengah orang-orang hidup. “Hanya saja, rohnya masih tetap menempel pada jasadnya dan dia terus bertarung sengit dengannya untuk tetap bertahan hidup,” ujar konsultan penyakit jantung di Rumah Sakit Angkatan Bersenjata King Fahd Saudi Arabia ini.
Narkoba benar-benar menyia-nyiakan waktu, menghilangkan akal sehat dan memasukkan pelakunya dalam kondisi ketidaksadaran yang menghalanginya untuk melaksanakan shalat dan ibadah lainnya. Bahkan terkadang menyeretnya untuk melakukan berbagai tindak kejahatan dan hal-hal yang diharamkan. Masih mau dibudak narkoba?

Hidup Jangan Pernah Meminta Jabatan

Pribadinya sederhana. Dia pun tak pernah khawatir untuk membongkar kejahatan pencucian uang yang dilakukan sejumlah pejabat di negeri ini. Bahkan, tubuh kepolisian pun pernah dibuat kebakaran jenggot dengan hasil investigasinya mengenai 15 rekening mencurigakan para perwira tinggi Polri.Ya, itulah Yunus Husein, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK). Gara-gara berita PPATK mengenai 15 rekening mencurigakan milik Pati Polri tersebut, nama Yunus kian dikenal, baik media, atau mungkin para pejabat pelaku money laundering itu sendiri.Tapi siapa yang menyangka dibalik kegarangannya, Yunus pernah mengalami masa-masa pahit yang penuh perjuangan. Dia nyaris ditolak masuk Universitas Indonesia (UI) karena tidak ada biaya.Jual Mesin Jahit demi Cita-CitaYunus Husein dibesarkan di tempat kelahirannya di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia pun menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMA di tanah kelahirannya. Merasa perekonomian keluarga tidak mampu menopang cita-citanya mengenyam pendidikan di bangku perguruan tinggi, Yunus pun memutuskan untuk 'hijrah' ke Ibukota.Tepat di tahun 1974 Yunus mencoba untuk mengikuti Sistem Seleksi Lima Universitas (Skalu) -- sekarang disebut SPMB-- di Universitas Indonesia jurusan Fakultas Hukum. "Yang berkesan saat itu orangtua saya harus menjual mesin jahit untuk biaya saya pergi ke Jakarta," urai Yunus usai menghadiri diskusi bersama redaksi okezone beberapa waktu lalu.Setelah mengikuti seleksi, keberuntungan pun berpihak pada Yunus. Dia diterima sebagai mahasiswa UI Fakultas Hukum. Tapi tantangan Yunus untuk menggapai cita-cita tak berhenti di situ. Dia terbentur persoalan biaya kuliah."Waktu itu setiap mahasiswa baru diharuskan membayar uang kuliah Rp60 ribu. Waktu itu saya hanya punya uang setengahnya," cerita Yunus.Asa Yunus pun hampir pudar. Dia sudah pesimistis bisa mengenyam pendidikan di Jakarta. Tapi ternyata Tuhan masih sayang pada Yunus. Dia diterima menjadi mahasiswa meski harus membayar kuliah dengan mencicil tiga kali.Bekerja di BI Titik Balik Yunus HuseinSetelah lulus dari UI, Yunus kemudian mendapat beasiswa dari Bank Indonesia. Mulai dari situ kerier Yunus semakin mengkilap. Sejumlah jabatan pernah dia pegang. Antara lain Staf Pemeriksa Keuangan (1982-1985), Kepala Seksi diperbantukan pada Duta Besar RI untuk Uruguay Round di Jenewa (1991-1992), Ketua Tim/Kepala Bagian Hukum menangani masalah perbankan sampai tahun 1999, Deputi Direktur Direktorat Hukum BI (2001-2002), Deputi Direktur Hukum memimpin Direktorat Hukum BI (2002).Menjalani karier dengan penuh amanah dan prestasi membuat Yunus mulai dilirik ring satu negara ini. Dia kemudian dipercaya Megawati Soekarnoputri (Presiden RI ketika itu) untuk menjabat sebagai Kepala PPATK di tahun 2002."Saya waktu itu dikasih tahu Gubernur BI, kalau saya diminta untuk memegang jabatan itu," begitu beber ayah dua putri ini."Saya bilang ya terima saja. Intinya hidup itu jangan pernah meminta jabatan. Karena kalau meminta akan jadi beban. Bagaimana kalau seandainya tidak mampu," ujar Yunus berpetuah. Dalam pekerjaan barunya ini, Yunus harus berhadapan dengan penjahat berkerah putih. Namun, meski bertugas menghadapi kejahatan, lembaga yang dikomandoi Yunus ini tidak dipersenjatai. Ia harus menghadapi kejahatan terorganisasi yang tidak mustahil memiliki jaringan internasional.''Sesuai dengan undang-undang, ada 15 tindak pidana yang ditangani PPATK dan dapat dikategorikan sebagai perbuatan awal dari pencucian uang, di antaranya korupsi, penyuapan, penyelundupan, perdagangan anak dan wanita, kejahatan perbankan, perdagangan narkotik dan psikotropika, penculikan, terorisme, serta penggelapan. Semuanya dianggap menghasilkan dirty money atau uang haram,'' paparnya.Menghadapi para pelaku kejahatan kelas dunia itu, tak ayal lagi, risiko yang dihadapi pun semakin tinggi. Bahkan, bukan tidak mungkin, nyawa menjadi taruhannya. "Tapi bagi saya yang penting adalah perlindungan dari Yang Maha Kuasa," ungkap pria religius ini.Yunus pun tak gentar dan tetap jalan terus. ''Tugas ini dalam Islam dapat dikatakan sebagai pekerjaan nahi mungkar. Karena tugasnya memberantas hal-hal yang batil, hal ini justru membuat motivasi saya lebih kuat,'' tutur pria yang menghabiskan sebagian besar masa kerjanya di Direktorat Hukum, Bank Indonesia ini.Yunus optimistis PPATK bisa efektif menekan kejahatan pencucian uang. Hanya saja dia mengingatkan bahwa dalam hukum itu terdapat tiga komponen yang sangat menentukan, yakni substansi, infrastruktur, dan budaya. "Tapi yang perlu digarisbawahi di Indonesia ini yang berjalan adalah power dan uang, bukan sistem. Jadi kalau orang jahat yang menguasai power dan uang, ya jangan berharap ada kebaikan," tutup Yunus mengakhiri pembicaraan.